Jayapura, Suarabaliempapua - Koteka merupakan penutup alat kelamin laki-laki yang di buat dari sejenis labu. Menurut sejarah, sejarah Koteka pada masa lalu hingga kini menjadi bahan pokok pakain pria orang Papua Pegunungan.
Hal ini dikatakan Paulus Minai juga sebagai petani tanaman koteka di Mapia, Dogiyai, menurutnya, koteka juga kini menjadi salah satu cinderamata orang luar. Senin, (27/11/2023)
"Ketika orang luar berkunjung ke Dogiyai, Deiyai, dan Paniai, maka temui koteka di berbagai pasar lokal yang ada di kabupaten tersebut, karena hampir rata-rata masyarakat mewariskan kebudayaan koteka berupa tanam dan diperjualbelikan," katanya.
Menurutnya, proses jual lebih dapat langsung pada saat masyarakat setempat menjual di pasar-pasar dan atau juga dapat kunjungan ke rumah warga masing-masing. Apalagi saat pesta adat, atau disebut (yuwo) dalam bahasa Mee, kita bisa untuk wawancara kepada masyarakat lokal atau menanyakan sejarah tentang koteka atau bagaimana koteka itu bisa ada di tengah-tengah Suku Mee.
"Kesempatan untuk membeli koteka asli dari budaya suku Mee adalah dengan cara menghubunggi masyarakat setempat atau menghubunggi kepala suku yang ada, agar secepat mendapatkan. Tetapi lebih baiknya berkunjung dan membeli sendiri."
Koteka juga sebagai hasil perhiasan dalam rumah akan memberikan situasi ruangan yang aman dan menarik pada orang yang berada di dalam ruangan, jadi, kata Minai, perhisan akan menjadi sempurnah jika menghias dengan anah panah yang di buat dari bambu dan kayu.(*)