TIMIKA, Suarabaliempapua - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Timika (BEM UTI) kembali melakukan aksi demo damai di Kantor DPRD Mimika, Selasa (30/5/2023).
Para mahasiswa UTI membentangkan spanduk bertuliskan ‘Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika Jangan Mengabaikan Pembangunan Kampus Universitas Timika’, Apalagi Kampus UTI ini mayoritasnya putra daerah Papua atau 90 persen adalah anak-anak Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan lainnya.
Selain menyampaikan orasi, mereka juga menyampaikan peryataan sikap, sebagai berikut, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika yang dipimpin Johannes Rettob gar memperhatikan UTI. Pemkab Mimika harus menghargai pendiri atau Tokoh Amungeme yang peduli dengan pendidikan tinggi hingga mendirikan UTI demi mengangkat harkat dan martabat orang asli 7 suku di tanah Amungme bumi Kamoro. Pemkab Mimika, dalam hal ini Plt Bupati Mimika, Johanes Rettob agar menahan bantuan hibah tanah kepada Akademik Kesehatan Mimika.
Para mahasiswa juga meminta Pemkab Mimika segera panggil oknum-oknum yang memanfaatkan dana hibah untuk bisnis dan proyek.
Peryataan sikap tersebut diserahkan perwakilan Mahasiswa UTI dan diterima Ketua Komisi C DPRD Mimika, Aloysius Paerong didampingi Anggota Komisi C Mariunus Tandiseno, Herman Gofur, Leonardus Kocu, dan Den B Hagabal.
Ketua Komisi C DPRD, Aloisius Paeorong mengatakan, pihaknya mengapresiasi aksi BEM UTI yang dilakukan secara damai. Dan sudah tepat datang ke rumah rakyat. Selanjutnya aspirasi akan perjuangkan ke tingkatan yang sesuai.
“Ini memang tugas kami menerima aspirasi dan menjadi tanggungjawab Komisi C. Namun, kami belum bisa memberikan jawaban, tapi kami akan koordinasi dan komunikasi lebih lanjut. Karena pendidikan salah satu prioritas kami dan ini merupakan salah satu visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati,”ujarnya.
Sementara Ketua BEM UTI, Onan Kobogau mengatakan, mahasiswa UTI datang ke DPRD Mimika untuk menyampaikan aspirasi tentang pendidikan, karena pendidikan merupakan kunci utama dalam kesejahteraan bagi masyarakat
“Banyak masalah pendidikan di Timika, sehingga kami minta Pemkab Mimika membangun kampus UTI lebih besar lagi, agar semua generasi Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan bisa menempuh pendidikan secara baik. Apalagi di UTI 90 persen yang kulian adalah anak-anak putra daerah,” tegasnya.
Selain itu, dengan dibangunnya UTI maupun perguruan tinggi lainnya, maka pemerintah daerah dan pihak lainnya tidak perlu repot-repot menyekolahkan anak- anak putra daerah ke luar Timika bahkan Papua.
“Kalau UTI dibangun lebih besar, maka adik-adik kami yang selesai SMA langsung kuliah di UTI dan tidak perlu lagi buang-buang anggaran untuk kuliah di luar Papua ataupun di luar negeri,” ujarnya.(*)