Sang Pemimpin Lembah Baliem Yang Menginspirasi

Suara Baliem Papua
0


 Dr. Methodius Kossay, SH,.M.Hum, CPM,.CT.


JAYAPURA, SUARABALIEMPAPUA.COM - Methodius Kossay merupakan salah satu tokoh inspiratif dan menjadi kebanggaan banyak orang, khususnya dari Papua. Beliau merupakan Koordinator Penghubung Komisi Yudisial Republik Indonesia. 


Nama lengkap dan gelar beliau adalah Dr. Methodius Kossay, SH,.M.Hum, CPM,.CT. Beliau lahir di Wamena, Pegunungan Papua, pada tanggal 16 Mei 1991. Beliau merupakan anak kelima dari empat bersaudara, pasangan Kosmas Kossay dan Paulina Matuan. 


Metho menikah dengan Maria Laurent Sidabutar pada tanggal 2 November 2019 dan dikaruniai dua orang anak, Netaiken Gratio Kossay dan Heano Brelle Gratia Kossay. 


Pernikahan Metho dan Maria yang dijalaninya tidaklah mudah, karena dua suku besar antara Papua dan Batak bersatu dalam satu ikatan pernikahan. Dari segi budaya, suku, ras dan bahasa memang berbeda namun tetap bersatu sebagai suami istri. 


Cara Tuhan dalam mencarikan pasangan hidupnya tidak dapat diselami oleh kerja manusia maupun cara manusia.


Metho berasal dari keluarga sederhana, kedua orang tuanya adalah petani. Ayahnya merupakan seorang petani ladang di kebun dan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga yang biasa berjualan sayur di pasar setempat untuk hasil kebunnya. 


Kedua orang tuanya telah meninggal dunia pada tahun 2018. Pengaruh lingkungan dan pergaulan bebas dan buruk anak-anak muda pada saat itu, seperti; Miras, seks bebas, menghisap Aibon, obat-obatan terlarang dan lain-lain pada saat itu, membuatnya hengkang ke Jawa.


Metho lahir di Papua dan dibesarkan di Semarang, Jawa Tengah. Sejak berusia 9 tahun, Metho telah merantau ke Jawa untuk menempuh pendidikan di Sekolah Dasar kelas V SD Sambiroto, Kecamatan Tambalang, Semarang, Jawa Tengah. 


Sejak berpisah dengan kedua orang tuanya di Wamena, Metho tumbuh dan berkembang dalam kemandirian dan pendidikan sang kakak Theodorus Kossay di Semaran Sehingga sebagian besar masa kecilnya dihabiskan di Jawa. 


Metho tumbuh, berkembang dan terbentuk dalam lingkungan masyarakat yang berbeda suku, budaya, bahasa dan ras.


Masa kecilnya dihabiskan bersama teman-temannya di Wamena, Papua dan Semarang, Jawa Tengah. Memiliki semangat juang yang tinggi, disiplin dan rendah hati untuk terus belajar membuatnya terus berproses dan terbentuk. 


Metho yang memiliki hobi bermain sepak bola dan membaca ini dikenal sebagai anak yang baik dan rajin sejak SD. 


Lulus dari Sekolah Dasar di Semarang, Metho melanjutkan pendidikannya di SMP Karitas Nandan, Sleman, Yogyakarta dan SMA Santo Mikael, Yogyakarta pada tahun 2004. 


Semasa SMP, ia menjabat sebagai Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS di SMA. 

Sejak kelas 2 SMP, Metho tinggal di kos dan hidup mandiri. Ia menekuni bakat yang diberikan Tuhan, yaitu sepak bola, yang menjadi hobi dan kegemarannya. 


Hingga akhirnya ia masuk sebagai salah satu pemain junior PSS Sleman, Yogyakarta. Berkat kegigihannya lewat sepak bola, Metho mampu membiayai kos dan biaya pendidikannya, sehingga meringankan beban sang kakak (Theodorus Kossay). 


Metho harus menyiapkan uang Rp150.000 setiap bulan untuk membiayai kosnya setiap bulan saat itu, dan setiap bulan sang kakak mengirimkan uang Rp300.000, jika ada. 


Pemilik kos tersebut (Bapak Teguh dan Ibu Yanti) sangat baik hati dan menganggap saya seperti anak angkat, bahkan mereka memberi saya nama PAIJO (Papua Iso Jowo) yang merupakan nama pemberian ibu kos saat saya masih SMP.


Metho kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA Santo Mikael Sleman, Yogyakarta pada tahun 2008. Di SMA, prestasi dan pembentukan karakternya mulai menonjol. Di SMA, Metho tetap tinggal di kos yang letaknya di belakang sekolahnya. 


Tinggal di kos bersama induk semang (Ibu Adi Hardoyo) yang juga dikenal ramah dan baik hati. Selama tinggal di kos, Metho banyak belajar dari masyarakat sekitar, berdiskusi dan terjun langsung dengan masyarakat dalam ronda malam serta beradaptasi dengan situasi dan kondisi tempat tinggal atau tempat tinggal. 


Ada pepatah yang mengatakan "Di mana bumi dipijak, di situ langit ditegakkan", artinya seseorang hendaknya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat tinggal atau tempat tinggalnya. Ia menghormati dan menghargai adat istiadat serta norma yang berlaku agar dapat diterima oleh semua orang sehingga dapat memiliki banyak teman/kerabat.


Setelah lulus SMA di Yogyakarta pada tahun 2010, ia masuk Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Orientasi masa depannya adalah mengambil jurusan Hukum karena tertarik dengan pemberantasan korupsi yang merajalela di Indonesia dan Khususnya Papua. 


Sebagai mahasiswa Hukum UAJY, ia sangat proaktif dalam kegiatan berorganisasi dan prestasi akademiknya pun terus meningkat. Ia dipercaya sebagai asisten dosen dalam program inisiasi LDPKM oleh KAACM UAJY 2012. Selain itu, beberapa jabatan organisasi pernah diembannya selama menjadi mahasiswa FH Uajy antara lain menjadi pembicara dan narasumber dalam beberapa kegiatan atau acara. 


Salah satu prestasi yang membanggakan adalah lulus dengan gelar Sarjana (S1) tercepat dengan durasi waktu 3,5 tahun dengan predikat “mengecewakan” dan dengan judul Skripsi “Pemilu Sistem Noken dalam Demokrasi Indonesia”. 


Setelah lulus dengan gelar Sarjana, pada tahun 2015 Metho melanjutkan pendidikan Magister di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Selama menjadi mahasiswa magister hukum di UAJY, Metho pernah dilantik sebagai Ketua Himpunan Magister Hukum (HIMAKUM) UAJY pada tahun 2016. 


Beberapa kegiatan yang dilakukan melalui organisasi ini antara lain Talk Show, Research Stadium dan lain-lain. Metho menjadi pribadi yang berprinsip dan berkarakter. Dan dalam mengikuti perkuliahan dari tingkat sarjana hingga pascasarjana, Metho selalu duduk di barisan paling depan. 


Hal itu ia lakukan agar bisa fokus dan tidak mengantuk. Ia juga menyempatkan diri untuk membantu mahasiswa sarjana dan pascasarjana yang tertinggal pelajaran atau mempersiapkan tugas akhir seperti membuat proposal penelitian dan menyusun judul tesis atau disertasi. 


Prestasinya sebagai putra asli Papua patut dibanggakan, salah satunya adalah ia lulus dengan IPK 3,94 dalam waktu 1,5 jam dan berpredikat cum laude. Dengan judul tesis: "Kajian Sosiologi Hukum terhadap Perilaku Mahasiswa Papua dalam Mengonsumsi Minuman Beralkohol". 


Tahun 2019, Metho mendapatkan beasiswa dari YPMAK untuk melanjutkan Program Doktor Ilmu Hukum di Universitas Trisakti, Jakarta.


Sebagai mahasiswa Doktor Ilmu Hukum Universitas Trisakti, ia diamanahkan sebagai Ketua Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Trisakti tahun 2019. 


Selama kuliah, ia diamanahkan juga sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Jakarta untuk program beasiswa YPMAK dari Yayasan Binterbusih, Semarang. 


Selama di Jakarta, ia banyak beraktivitas dan mengisi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dalam forum-forum diskusi, seperti; Public Speaking, Manajemen Keuangan, Bahaya Alkohol, HIV/AIDS, Peluang Kerja, Kepemimpinan, Wirausaha dan lain-lain.


Metho mendirikan sebuah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang sosial, kemasyarakatan, dan keagamaan. Dengan fokus Yayasannya dalam membangun manusia Papua seutuhnya, sebagai subjek perubahan melalui pengembangan karakter dan moral. 


Ia mendirikan Yayasan tersebut karena merasa terpanggil untuk melihat dinamika kehidupan masyarakat Papua, khususnya mahasiswa saat itu. 


Yayasan hadir untuk menjawab kebutuhan mahasiswa Papua akan pendidikan nonformal yang tidak bisa diperoleh di pendidikan formal. Door to door dari asrama ke asrama, rumah kontrakan ke rumah kontrakan yang mayoritas dihuni oleh mahasiswa Papua telah dilakukannya. 


Dengan kota Jakarta dan kemacetan lalu lintas, namun panggilan hatinya tidak menyurutkan niat dan semangatnya untuk singgah.


Pada tahun 2022, Metho memperoleh gelar Doktor dengan penilaian cum laude dengan IPK 3,94. Lulus tepat waktu. Metho memperoleh gelar doktornya setelah memaparkan di hadapan promotor dalam sidang terbuka dengan judul "Politik Kebijakan Hukum dalam Menyelesaikan Konflik Papua". 


Karier Metho dimulai di Yayasan Satunama Yogyakarta sebagai Relawan pada tahun 2013, kemudian bergabung dengan Yayasan Binterbusih sebagai staf Pengembangan yang berlokasi di Wanamukti Semarang, Jawa Tengah. 


Pada tahun 2017 ia pindah ke Jakarta, bekerja di PT Bow Shipping Singapore Ltd sebagai Kepala Operasional. Kemudian pada tahun 2018 ia bekerja di Pokja Papua Kementerian BUMN sekaligus menjadi staf Ibu Judith Dipodiputro sebagai Staf Khusus II BUMN. 


Pada tahun 2020 bekerja di PT Perum Produksi Film Negara (PFN) sebagai kepala bagian (Kabag) hukum dan kepatutan. 

Pada tahun 2021, Metho menulis sebuah buku autobiografi yang merupakan kisah perjalanan hidupnya. 


Buku ini merupakan saksi sejarah yang ditulis olehnya, yang mengisahkan perjuangan anak-anak Papua dalam meraih mimpinya. Buku ini diberi judul 'Menangkal Paradigma Negatif dengan Prestasi'. 


Yang artinya pandangan negatif orang luar terhadap orang Papua akan terbantahkan jika ada orang Papua yang bisa dan mampu mengukir segudang prestasi lewat pendidikan. Mengubah pola pikir masyarakat lewat prestasi. 


Buku ini dipersembahkan untuk para mahasiswa Papua yang saat ini berdomisili di luar Papua yang tengah menempuh pendidikan. Sebanyak 1000 buku ini telah disebar ke seluruh pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. 


Pada tahun 2022, Metho membuat buku kedua yang diambil dari hasil penelitian tesisnya. Buku tersebut terbit dengan judul: Kajian Sosiologi Hukum Mahasiswa Papua dalam Mengonsumsi Minuman Beralkohol". 


Dan beberapa buku yang tercipta pada tahun 2023 sebanyak 3 buku dan yang terbaru pada tahun 2024 adalah buku yang berjudul; Dinamika Penghubung Komisi Yudisial dalam Mengawasi Hakim di Indonesia.


Keberhasilan Metho dalam perjalanan hidupnya hingga saat ini itu adalah karena anugerah dan belas kasih Tuhan. Melalui belas kasih dan anugrahnya Tuhan ketika itu ia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. 


Pertobatan dan kelahiran kembali dalam hidupnya untuk hidup benar-benar di dalam Tuhan membuatnya terus bertumbuh dan berkembang dalam kasih dan takut akan Tuhan. Pertumbuhan rohani dan jasmani harus berjalan beriringan dalam perjalanan hidup Metho. 


Metho memiliki landasan dan pegangan hidup yang kuat yang mengakar dalam hidupnya sehingga tidak mudah goyah dalam hal pengaruh negatif dan pergaulan bebas. Memiliki komunitas yang mendorong Metho untuk terus bertumbuh dalam kebenaran Tuhan.


Pada tahun 2022, Metho memperoleh gelar Certified Professional Mediator (CPM) sebagai mediator profesional nonlitigasi yang berbedan hukum dari Mahkamah Agung Republik Indonesia. 


Teknik menjadi mediator yang handal dan profesional tersebut diperolehnya melalui pelatihan yang dilaksanakan selama satu (1) minggu di Jakarta. 


Selain gelar CPM yang diperolehnya, Metho juga memperoleh gelar CT (Certified Trainer) dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia. 


Kedua jabatan tersebut sangat membantu Metho dalam menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM). 


Metho telah banyak membantu masyarakat yang tengah menghadapi masalah hukum atau hukum melalui konsultasi hukum maupun legal opinion.


Sejak terpilih dan dilantik sebagai Koordinator Penghubung Komisi Yudisial Republik Indonesia Wilayah Papua pada tahun 2022, Metho telah berkomitmen untuk memberantas mafia hukum di lingkungan peradilan Papua. 


Memang tidak mudah untuk memberantas mafia hukum di Papua, karena permainan para mafia hukum tersebut telah terencana, masif, dan terstruktur dengan baik serta matang. 


Cara untuk membongkar dosa para mafia hukum tersebut adalah dengan melakukan pengawasan bersama dan melaporkan kepada instansi yang mengawasinya. Masyarakat pencari keadilan yang selalu menjadi korban para mafia hukum tersebut, jangan takut untuk melapor. 


Yurisdiksi pengawasan dan penegakkan kode etik hakim mencangkup Provinsi Papua, Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Selatan dan Provinsi Papua Tengah. 


Pengawasan kode etik hakim dilaksanakan di peradilan dibawah mahkamah agung yaitu Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Pengadilan Militer dan PTUN.


Pada tahun 2024, Metho tercatat sebagai Dosen Hukum di Universitas Sains dan Teknologi Komputer (STEKOM) Semarang, Jawa Tengah. Sebagai dosen hukum, ia bangga bisa mengajar dan berbagi ilmu dengan mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. 


Sebagai dosen asli Papua yang mengajar di kampus swasta terbaik nomor satu di Jawa Tengah, ia sangat bangga dan patut diapresiasi. Hasil karya ilmiah dan opininya selalu muncul di media lokal maupun nasional, misalnya opini di Media Indonesia, Kompas, Daly Investory, Cepos Papua, Tribun Papua, Odiyaiwuu dan lain-lain. 


Ia juga merupakan pengamat kebijakan publik yang kerap diminta media untuk memberikan masukan atau ide yang konstruktif dan berorientasi solutif dalam Pembangunan di Papua maupun nasional.(*)

                                                                          


                                                            

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

close