Ilustrasi ganja
Ilustrasi ganja
Jayapura, Suarabaliempapua - Remaja yang mengonsumsi ganja memiliki dampak jangka pendek dan panjang yang buruk bagi kesehatannya.
Dilansir dari Media Humas Polda.Papua, hasil penelitian menunjukkan bahwa otak remaja aktif berkembang hingga pertengahan usia 20-an. Ketika menggunakan ganja di masa remaja dapat mengakibatkan efek jangka pendek seperti, gangguan panca indra, perubahan suasana hati, refleks yang melambat, kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh, kesulitan berpikir dan memecahkan masalah, serta halusinasi dan delusi.
Selain merasakan efek jangka pendek, penggunaan ganja pada remaja dapat menyebabkan masalah permanen pada perkembangan otak. Mulai dari permasalahan memori atau daya ingat hingga kemampuan untuk berpikir.
Tidak hanya itu, konsumsi ganja juga meningkatkan risiko terkena serangan jantung pada remaja dan menghirup asap ganja dapat mengiritasi paru. Iritasi paru ini, dapat menyebabkan penggunanya mengalami batuk kronis.
Begitu banyak efek pada kesehatan tubuh akibat ganja pada remaja yang telah disebutkan, ternyata masih ada dampak negatif terhadap kesehatan mental. Seperti risiko depresi, kecemasan, dan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Remaja yang merokok ganja cenderung memiliki prestrasi buruk di sekolah, mendapat nilai lebih rendah bahkan lebih mungkin untuk mememilih putus sekolah.
Hal ini patut menjadi perhatian semua pihak, terutama orang tua dalam mendidik anak remajanya. Tidak hanya untuk kepentingan prestasi semata tetapi betapa pentingnya menjaga kesehatan anak.
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dalam hal ini Kepolisian Negara Republik Indonesia. Agar segera melihat tempat-tempat yang menjadi sumber Ganja, untuk segera memusnakan tanaman tersebut, jika tidak maka Generasi mudah Kabupaten Jayawijaya akan hancur.