Jayapura, Suarabaliempapua - Wisuda merupakan momen berharga yang dirasakan oleh banyak orang. Karena menjadi momen yang berharga, wisuda biasanya dihadiri oleh orang tersayang. Orang tua lazimnya akan diundang oleh pihak kampus untuk menghadiri wisuda anaknya.
Tidak hanya itu, momen wisuda juga akan dirayakan oleh keluarga dan kerabat yang turut hadir memberikan hadiah seperti bunga ataupun boneka. Hadiah tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada mereka yang sudah berjuang membuat skripsi hingga akhirnya dinyatakan lulus dan menjadi sarjana.
Namun, berbeda halnya dengan momen wisuda yang dirasakan oleh seorang pria bernama Amatus Huby. Di momen wisudanya ini, ia harus menjalani prosesi itu tanpa kehadiran orang tuanya.
Meski demikian, ia tetap semangat untuk menjalani wisuda meski tanpa kehadiran orang tuanya.
"Dari kecil ayah saya sudah meninggal dan tinggal mamaku saja dan sekarang ketika sa mau wisuda mama tidak bisa karena tidak punya uang tiket," ujarnya sambil menitikkan air mata
Tapi tidak apa-apa, semoga wisudanya tetap berjalan dengan lancar yah.
Mahasiswa Universitas Universitas Muhammadiyah Papua ini tampak menitikkan air mata ketika melihat teman-temannya wisuda dihadiri oleh orang tua.
"Sa sedikit terharu karena ternyata banyak hal yang sudah aku lewati dan ternyata sa bisa dan di sini kau seneng sekali liat banyak orang tua yang bangga sama anak-anaknya," katanya.
"Pokoknya sa bangga sama diriku," pungkasnya.(*)