Kumpulan Gagasan dan Pendapat Filsuf Tentang Politik -->

Advertisement

Kumpulan Gagasan dan Pendapat Filsuf Tentang Politik

Suara Baliem Papua
Senin, 29 Mei 2023

Written: Amatus 


Jayapura, Suarabaliempapua - Politik adalah kata yang memiliki arti Polis yang berarti kota atau negara, kemudian hari kata politik berkembang menjadi polites atau politea yang berarti Warga Negara. Secara teoritis dan praktik politik merupakan ilmu sosial yang membahas tentang fenomena politik secara umum. Terkhususnya yang berkaitan dengan kepentingan akan kekuasaan maupun jabatan dalam suatu negara. 

Sederhananya, Ilmu Politik memuat konsep-konsep kunci yang menjadi dasar pemahaman politik, yaitu tentang kekuasaan, kewenangan, legitimasi, pemerintahan, negara, bangsa, dll.

Kenapa saya menulis tentang ini? Pertanyaan yang mungkin akan di ajukan oleh setiap pembaca. Alasannya karena sebagian dari kita hanya mengetahui bahwa lahirnya politik untuk berbicara kepentingan kekuasaan, kepentingan kekuasaan terhadap kelompok maupun individu yang sering memanipulasi kebenaran dan mengkebiri kepentingan rakyat. sehingga pada akhirnya politik dianggap buruk dan adanya menjadi alat elite politik demi memperkaya lingkungannya saja. 

Dengan demikian kami akan membahas politik dalam kaca mata para filsuf yang dianggap memiliki kontribusi dan memberikan sudut pandang lain, bahkan esensi politik secara mendalam ketimbang pemahaman politik yang beredar di tengah masyarakat. 

Nah dibawa ini adalah kumpulan politik atau tujuan politik menurut para filsuf seperti Plato, Aristoteles, Machiavelli, Al-Ghazali, Immanuel Kant dan John Locke. 

Pemikiran Politik Plato

Menurut pandangan Plato dalam prespektif politiknya, politik dilihat sebagai tatanan kehidupan bersama, bertujuan untuk kebaikan bersama, kebaikan bersama, atau dengan kata lain, komunitas yang berkehendak baik. 

Bagi Plato, kebaikan bersama atau common good tercipta jika keadilan terjadi dalam tatanan kehidupan bersama.

Sudut Pandang Aristoteles Tentang Politik

Dalam pandangan Aristoteles, ilmu politik adalah ilmu praktis, dan tujuan ilmu politik bukanlah pengetahuan melainkan tindakan. Dimana Teori politik berfokus pada sifat manusia, dengan kata lain pada perilaku manusia yang bebas atau sukarela (Pasaribu, 2016).

Nah, disini secara sederhana, Aristoteles mengungkapkan bahwa tujuan politik adalah menggiring manusia untuk menjalani kehidupan yang baik.

Pandangan Machiavelli Tentang Politik

Politik, menurut Machiavelli, adalah tentang legitimasi kekuasaan, dalam hal ini negara, dan juga harus dipisahkan dari moralitas, mencerminkan keadaan negara yang membutuhkan tindakan tersebut.

Jadi, menurut Machiavelli, tujuan utama politik adalah mengamankan kekuasaan di tangan para penguasa. 

Dengan kata lain, tentang kekuasaan sebelumnya bukanlah pertanyaan tentang legitimasi moral, tetapi bagaimana kekuasaan yang tidak stabil dapat menjadi stabil dan berkelanjutan, membuat Machiavelli menarik perbedaan yang jelas antara politik dan moralitas.

Gagasan politik Al Ghazali

Islam dengan tegas menentang politik menghalalkan segala secara untuk mendapatkan kekuasaan. Menurut Al Ghazali kekuasaan politik diperuntukan untuk membentuk ketertiban atau dunia dan ketertiban dunia diperlukan untuk lebih jauh menuju ketertiban akhirat.

Selain itu menurut Al Ghazali, fungsi negara adalah negara harus berfungsi untuk menciptakan kesejahteraan dan kenyamanan bagi kehidupan rakyat. Dalam kegiatan ekonomi, Ansari menetapkan bahwa negara memiliki kewajiban untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya.

Pemikiran Politik Immanuel Kant

Kant menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang bermartabat. Jika politik dipandang sebagai sarana memanusiakan manusia, maka politik tidak boleh merendahkan martabat manusia. Politik harus memainkan peran penting dalam melindungi martabat manusia.

Dengan kata lain, negara dalam hal ini harus menjamin setiap individu diperlakukan sebagai pribadi yang bermartabat. 

Pemikiran Politik John Locke

Pemikiran politik Locke yang terkenal adalah membagi kekuasaan menjadi tiga bagian: eksekutif (menjalankan undang-undang), legislatif (membuat undang-undang), dan federal (mengelola koloni).

Artinya, politik dapat dilihat sebagai sarana transportasi terhadap berbagai kepentingan yang tidak bisa dikuasai oleh satu pihak saja. Sehingga dengan itu kekuatan politik harus dibagi menjadi beberapa bagian yang merepresentasikan kepentingan banyak orang. 

Pemikiran politik Ibn Khaldun

Politik dalam pemikiran seorang ibn Khaldun ialah suatu hal yang terhormat dan mulia sehingga hanya dimiliki oleh manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling bermartabat ketimbang mahluk ciptaan lainnya. 

Menurutnya, tidak ada mahluk lain di alam semesta ini yang berpolitik,  sebagaimana yang didapatkan dan dilakukan oleh manusia dari masa lalu hingga sekarang.(*)